Belajar Ilmu Burung Indonesia Terpercaya

Penyebab Burung Tidak Kunjung Ngeplong

Merawat burung pada dasarnya merupakan kombinasi antara seni, pengalaman, dan keilmuan. Karena itulah, dalam beberapa hal, tips untuk penanganan masalah tertentu tidak mungkin bersifat baku, karena tergantung dari faktor pemicu, proses perawatan, karakter burung, dan pengalaman dari setiap penghobi burung.

Namun, untuk hal-hal yang berkaitan dengan fisiologis dan metabolisme di dalam tubuh, ada kesamaan pada sebagian besar burung kicauan. Dari kombinasi itulah, Om Kicau ingin berbagi ilmu tentang deteksi penyebab burung kicauan tidak bisa ngeplong, meski burung sudah cukup umur, dan beberapa cara untuk mengatasinya.

Ngeriwik merupakan fase kedua dari proses berkicaunya seekor burung, khususnya burung kicauan. Adapun fase pertama adalah cuap-cuap, dengan nada tak jelas dan irama tak beraturan, yang dimiliki burung sejak ia menetas.


Manakala burung sudah memasuki umur dewasa kelamin, mestinya sudah memasuki fase ketiga dari proses berkicau tersebut, yaitu ngeplong. Sebagian besar burung kicauan akan memasuki fase ini jika sudah berumur minimal 8 bulan.

Namun, akibat beberapa faktor, tidak sedikit burung yang telah mencapai umur dewasa kelamin alias sudah cukup umur masih saja ngeriwik, dan belum ngeplong. Hal ini terkadang membuat sobat kicaumania frustasi, dan akhirnya menjual burungnya ke orang lain. Celakanya, begitu dibeli orang lain yang faham soal perawatan burung, eh… tak lama kemudian burung tersebut ngeplong juga, bahkan sukses pula di arena lomba.

Seperti diketahui, burung di alam liar menjadi dewasa setelah berumur 7-8 bulan. Saat itulah burung sudah mampu bersuara lantang, untuk menunjukkan kepada burung lain mengenai wilayah kekuasaannya, terutama untuk burung yang memiliki sifat teritorial seperti murai batu, kacer, dan pentet.

Pertanda lain dari burung dewasa adalah memiliki kemampuan kawin, disertai dengan organ reproduksi yang sudah bisa difungsikan. Misalnya, burung betina sudah mampu memproduksi sel telur (ovum) dan yang jantan sudah mampu memproduksi sel sperma.

Karena itulah, burung dewasa makin rajin bunyi untuk menarik perhatian burung betina yang bakal menjadi pasangannya untuk berkembang biak. Di alam liar inilah, burung memiliki siklus kehidupan yang teratur, dan terjadi setiap tahun, misalnya masa moulting, masa mencari pasangan, dan masa berkembang biak.

Dalam pemeliharaan di dalam sangkar, terkadang ada beberapa bagian yang terlewatkan. Banyak kicaumania yang memiliki burung jantan, tanpa keberadaan burung betina, karena memang tak berminat ke penangkaran burung. Artinya, burung tidak berkesempatan memamerkan kicauan terbaiknya di depan burung sejenis yang berbeda jenis kelamin.

Burung dewasa pasti memiliki birahi. Birahi bukan hanya berkaitan dengan kegacorannya saat berlomba atau untuk menghibur Anda di rumah melalui nyanyian-nyanyiannya. Birahi, secara alami atau naluriah, idealnya memang tersalurkan kepada lawan jenisnya, dari jenis burung yang sama.

Ketika birahi tak pernah tersalur, sementara burung mendapat pasokan extra fooding (EF) setiap hari, tentu terjadi penumpukan birahi yang jika dibiarkan bisa mengakibatkan burung mengalami over birahi (OB) dan berdampak pada kegagalan dalam peningkatan level kicauan, maupun malas bunyi, bahkan macet bunyi.

Perawatan yang tidak tepat juga bisa mengakibatkan masa mabung pertamanya terhambat, sehingga burung masih saja ngeriwik usai melewati masa mabung pertama tersebut.

Share:

Definition List

Unordered List

Support