Banyak kicaumana yang memelihara ciblek gunung karena terpikat oleh suaranya yang mirip tembakan (istilah kerennya suara ngebren). Suara tembakan ciblek gunung yang rapat kerap dimanfaatkan untuk memaster burung kicauan lainnya seperti murai batu dan cucak hijau.
Perawatan harian ciblek gunung agar rajin berkicau tidak bisa dipisahkan dari pemberian pakan tambahan / extra fooding (EF), terutama serangga. Jika hal itu diabaikan, burung cenderung menjadi kurang aktif, sering nyekukruk (mengembangkan bulu), dan malas berkicau. Dalam kondisi stres yang lebih parah, burung bisa mengalami kondisi macet bunyi.
Mengatasi ciblek gunung yang macet bunyi akibat kesalahan perawatan tentu membutuhkan waktu yang lebih lama daripada macet bunyi akibat faktor lain, misalnya sangkar terjatuh, takut predator, atau kalah mental. Tapi dengan melakukan penanganan secara tepat dan teratur, cigun yang macet bunyi pun dapat dikembalikan ke kondisi semula dalam waktu tidak terlalu lama.
Berikut ini beberapa tips perawatan ciblek gunung ketika mengalami macet bunyi:
1. Menambah jatah EF
Selama perawatannya, ciblek gunung yang macet bunyi diberi EF dalam porsi lebih banyak dariada biasanya. Pakan tambahan yang bisa diberikan adalah:
- Satu cepuk kecil kroto segar dan bersih, yang diberikan pada pagi dan sore hari.
- Satu cepuk kecil ulat kandang (UK), diberikan setelah burung dimandikan atau saat burung dijemur.
2. Pisahkan dari burung lain
Untuk sementara waktu, ciblek gunung yang macet bunyi dipisahkan dari burung sejenis yang gacor. Dianjurkan pula untuk menggantang sangkarnya di tempat teduh pada siang hingga sore harinya, misalnya di bawah pohon yang rindang.
3. Kurangi mandi, tambah durasi penjemuran
Mandi sebaiknya dilakukan seperlunya saja, atau tidak terlalu sering. Kalau biasanya burung mandi dua kali (pagi dan sore), maka selama terapi pemulihan ciblek gunung cukup mandi sekali saja, yaitu pada pagi hari, atau bisa juga beberapa hari sekali.
Setelah dimandikan, burung langsung dijemur dengan durasi penjemuran lebih lama daripada biasanya. Waktu yang baik untuk menjemur burung adalah pukul 06.30 hingga 10.00. Jangan menjemur saat sinar matahari sudah terik, karena bisa berdampak lebih buruk terhadap burung.
4. Tempel dengan burung betina
Anda bisa menempelkan / mengecas ciblek gunung yang macet bunyi dengan ciblek gunung betina. Kalau tidak ada cigun betina, Anda juga bisa menggunakan betina dari jenis ciblek lainnya, karena tetap bisa membantu merangsang burung untuk kembali mengeluarkan suaranya. Cara yang biasa dilakukan adalah menggantang sangkar keduanya dalam jarak dekat pada saat dijemur.
5. Sangkar full kerodong pada malam hari
Mengerodong sangkar secara penuh / full pada malam sampai pagi hari dapat membantu burung beristirahat total, sekaligus mengumpulkan kembali energinya agar dapat digunakan beraktivitas pada esok harinya. Dengan begitu, ketika dikeluarkan pada pagi harinya, burung akan tampil lebih fit dan bugar, sehingga bisa merangsangnya untuk berkicau.
6. Berikan suplemen
Ciblek yang semula rajin berkicau, kemudian macet bunyi, bisa dipulihkan dengan memberikan suplemen seperti Maxi VIT. Produk ini bisa membantu melancarkan sistem metabolisme burung sehingga bisa pulih lebih cepat. Maxi Vit bisa ditambahkan dalam kroto maupun dalam pakan tambahan yang diberikan.
Demikianlah beberapa tips mengenai cara merawat dan mengatasi burung ciblek gunung yang macet bunyi.
Semoga bermanfaat.